Fanfic: Cemburu Chap 1


"Hope is a good thing, maybe the best of things, and no good thing ever dies." - Shaw Shank Redemption

Cemburu by © Infaramona
Detective Conan by ©Aoyama Gosho
Conan Edogawa
Rated: T

Conan PoV

"Ayo Conan, habiskan sarapanmu," kata Ran sambil tersenyum padaku. "Hari kau ujian kenaikan kelas kan? Kau harus habiskan supaya semangat dan jadi juara lagi"
'Huh' rutukku dalam hati. Bagaimana bisa aku tak menjadi juara kelas−memang sih beberapa kali aku dikalahkan Haibara dalam juara kelas, itu dikarenakan aku kalah dalam pelajaran musik olehnya.− aku sebenarnya sudah SMA tahu, dan pasti aku juga sudah kuliah seperti Ran juga kalau tubuhku tak menyusut seperti ini.
Ya, Ran sudah kuliah sekarang, dia juga bekerja sebagai pelatih Karate di klub karatenya dulu. Sudah 4 tahun tubuhku ini tak pernah menjadi Shinichi Kudo yang utuh lagi. Memang sih, Haibara telah membuat beberapa prototype APTX 4869 yang masih dalam tahap percobaan dan aku akan selalu senang hati menjadi kelinci percobaannya.
Beberapa percobaannya berhasil dan mengembalikan tubuhku menjadi semula, tapi tidak selamanya, aku hanya mendapatkan tubuhku yang lama hanya beberapa hari dan yang paling lama juga seminggu.
Tapi, percobaan tetap saja sebuah percobaan. Beberapa prototype APTX 4869-nya berhasil membuat tubuhku sakit dan yang paling parah membawaku menjadi salah satu pasien di Rumah Sakit Pusat Beika selama beberapa hari.
Kejadiannya yaitu pada saat liburan musim dingin yang lalu. Ran yang saat itu ada pelatihan karate di Haido langsung melesat ke Rumah Sakit Beika saat Profesor Agasa menelponnya untuk memberi tahu keadaanku. Dokter bilang aku keracunan makanan, tapi dia salah, aku itu keracunan obat. Aku selalu bertanya-tanya, sebenarnya apa sih yang dimasukkan Haibara ke dalam obat itu? Mungkin saja bangkai tikus pikirku kecut.
"Hei Conan!" dengan gerakan kepala yang reflek aku segera mengganti pandanganku dari nasi putih menjadi wajah cantik Ran. "Jangan melamun terus, aku yakin kau pasti bisa mengerjakan ujiannya. Kau kan cerdas Conan. Ayo habiskan cepat sarapanmu, nanti kau terlambat loh."
"Aye-aye kak Ran" kataku dengan wajah polosku yang biasa. "Kak Ran mau kemana sebenarnya? Kok hari ini lebih cantik dari biasanya"
"Tidak kemana-mana kok, aku dan Sonoko serta Toyama akan pergi membeli dress musim panas edisi terbatas Fusae Brand. Kemarin Sonoko memaksaku untuk menemaninya."
Wajahku memanas saking gelisahnya, aku bukannya gelisah karena Sonoko atau Fusae Brand, yang ku gelishkan adalah Toyama Hatsue. Dia adalah teman Ran yang baru di Universitas Tokyo. Walaupun tampangnya di mataku biasa-biasa saja, Sonoko selalu bilang bahwa Toyama adalah incaran semua cewek yang ada di Univesitas Tokyo karena dia ganteng dan kapten Basket, dan dia juga bilang bahwa Ran adalah wanita yang sangat beruntung yang bisa menjadi teman khusus-nya khusus? Ya teman khusus, aku pernah tak tidur dua malam hanya untuk memikirkan itu. Keesokan harinya aku langsung menelpon Ran−dengan suara Shinichi tentunya−dan Ran langsung menceritakan bagaimana 'manis dan baiknya' sifat Hatsue itu, hal itu membuatku kesal setengah mati. Tapi, hati kecilku mengatakan bahwa mungkin sudah sepantasnya Ran mendapatkan cinta yang baru, tak mungkin aku menyuruh Ran selalu menunggunya padahal aku sendiri tak tahu kapan aku bisa kembali dengan utuh kepadanya, aku juga tak tega untuk membuatnya terus menangis, dan sekarang datanglah seorang laik-laki yang dapat menggantikan tugasku untuk membuat Ran selalu tersenyum. Pikiran inilah yang dapat membuat hatiku tenang disaat Ran dan Sonoko mengobrol tentang Hatsue itu.
"Kak Toyama kan cowok? Kalau aku jadi dia aku tak akan mau menemani dua cewek yang sedang berbelanja, lebih baik aku main game saja." Kataku dengan suara anak kecil yang memuakkan tenggoraknku.
"Aku juga tak tahu, dia sendiri yang menawari untuk mengantar dan menemani kami. Mungkin sepertinya dia sedang tak ada kerjaan." Kata Ran dengan wajah yang sedikit memerah.
Walaupun muak karena bukan aku yang membuat wajahnya memerah dan tersenyum seperti itu aku tetap memasang muka polos dan mengalihkan pandanganku dari wajah Ran ke pakaian yang dia pakai.
Hari ini Ran tampil cantik sekali dengan dress berwarna merah gelap bercorak abstrak selutut dan berlengan panjang itu, warnanya yang sangat kontras dengan kulit putih Ran membuat ia sangat cantik hari ini.
"Ayo Conan-kun kita berangkat, nanti kau telat loh."
"Iya"
.
.
Ujianku hari ini berjalan mulus tanpa ada satupun kesalahan, tentu saja. Hari ini ujian matematika dan membuat semua orang panik kecuali aku, Ai, dan tentu saja Mitsuhiko. Sebelum bel berbunyi anak-anak menyerbu Ai dan Mitsuhiko untuk mengajari mereka rumus-rumus tertentu, kenapa mereka tak ada yang menanyaiku, karena menurut Haibara kakak kelas kami yang berkelamin perempuan membuat peraturan baru bahwa tak ada yang boleh dekat-dekat dengan aku. Haibara mengatakan bahwa delapan puluh persen kakak kelas perempuan naksir kepadaku. Huh, peraturan konyol, aku sendiri yang terlibat dalam peraturan itu tak tahu menahu tentang itu. Ayumi mengatakan bahwa ia dan Haibara pernah di 'labrak' anak kelas enam karena katanya mereka terlalu dekat denganku. Tentu saja Ayumi takut, tapi tidak dengan Haibara, dia menantang mereka dengan tatapannya yang dapat membuat seekor Nundu Afrika tunduk dan mengatakan "Apa kalian pernah melihat orang yang dimutilasi? Kalau belum akan kupraktekkan dengan salah satu dari kalian harus terima untuk ku potong-potong tubuhnya." Dan dengan satu kalimat itu, semua kakak kelas tak ada lagi yang berani lagi untuk melawan Haibara. Setelah mendengar cerita itu aku tertawa terbahak-bahak dan mengatakan bahwa Ai mempunyai selera yang bagus dalam humor dan membuat Ayumi bingung seketika.
.
.
Sepulang dari sekolah, ternyata Ran masih belum pulang juga. Paman Kogoro tak ada di rumah karena seharian ini dia sedang bertanding Mahjong dengan teman-temannya. Dengan perut kerocongan dan otak yang lelah karena beberapa hari ini tak diasah karena tak ada kasus, aku segera merebahkan diri di sofa favorit Paman Kogoro. Baru setelah beberapa menit tertidur aku terbangun karena mendengar Ran berteriak "Aku Pulang" dan segera berlari menuju kebawah.
"Kak Ran kok lama sekali, aku la…" kata-kataku terputus karena Ran tidak pulang sendirian, ia juga bersama Toyama bodoh itu dengan berpegangan tangan. BERPEGANGAN TANGAN! Hal itu membuat rasa lapar yang telah daritadi menggerogoti tubuhku hilang. Dengan rasa sakit yang menggantikan rasa lapar aku tersenyum polos yang memuakkan dan hati yang menjerit kesakitan, aku berkata "Kak Toyama ngapain kesini? Mau pacaran sama Kak Ran yaa, selagi paman tak ada dirumah? Tapi awas jangan macam-macam loh, nanti aku bilangin Paman Kogoro."
Wajah Ran berubah menjadi merah, dan di-di-dia tidak mengelak perkataanku barusan. Apa mereka sudah pacaran beneran?
Dilihat dari situasi dan kondisinya sepertinya… iya.
Brengsek!
Hatiku yang tadi menjerit kesakitan kini telah hancur berkeping-keping.
"Tidak kok, dia hanya ingin mengajariku cara mengedit video saja," kata Ran dengan wajah yang masih memerah. DIA TIDAK MENGELAK KAN? "Pasti kau lapar ya? Maaf aku telat pulang, tadi Sonoko seperti orang gila melihat baju dan tas Fusae Brand. Nih aku belikan kau hamburger dan juga lemon pie kesukaanmu."
Mungkin jika dalam situasi biasa, aku akan meloncat-loncat, tapi sekarang… hanya ada rasa kesal dan sakit di hatiku.
Aku memakan hamburger dalam diam dan melakukan itu hanya agar aku dapat mengerjakan sesuatu sambil mendengarkan si 'brengsek' itu mengajari Ran mengedit video, aku juga bisa mengedit video tahu! Teriakku dalam hati.
Setengah jam yang berasa seperti dua abad berlalu dan disaat pikiranku sedang terbang mengenai bagaimana cara menyiksa si tolol itu, Paman Kogoro pulang dan sangat terkejut melihat Natsue sedang berdua bersama Ran. Aku tersenyum sinis dan menunggu paman untuk memarahi Natsue. Tapi…
"Natsue, kenapa kau disini?" kata Paman Kogoro dengan wajah tenang. Kenapa dia tak memarahinya? KENAPA INI?
Hal ini membuat aku yang sedang berpura-pura membaca buku pelajaran untuk ujian besok ternganga melihatnya, rasa kesalku sudah naik ke ubun-ubun.
"Ohh, selamat sore paman," kata Natsue sambil tersenyum yang di mataku sangat menjijikan. "Aku hanya mengajari Ran mengedit video untuk tugas minggu depannya."
"Ohh" kata Paman Kogoro dan langsung merebahkan dirinya di sofa. "Oi Ran, setelah selesai segera buatkan aku makan makan malam ya, aku lapar sekali."
"Iya ayah. Tapi aku mandi dulu." Dan setelah itu Ran segera mematikan Laptopnya dan segera menuju kamar mandi.
"Hei Natsue, kau makan malam disini saja. Tanggung kalau kau pulang." Kata paman Kogoro masih sambil tidur ayam-ayam di kursinya.
"Baiklah paman."
.
.
Makan malam kali ini adalah makan malam yang paling aku benci dalam hidupku. Di meja makan aku merasa bahwa aku adalah anak dari Ran dan Natsue dari posisi duduk kami. Nafsu makanku tak pernah kembali lagi sejak kedatangan si 'kutu busuk' ini.
Ran mala mini juga tapi berbeda dari biasanya. Jika biasanya Ran memakai piyamanya ketika malam, tapi sekarang dia malah memakai dress yang berbunga-bunga cerah. Pasti gara-gara ada si tolol itu, rutukku dalam hati.
"Ohh iya yah, Toyama-san sekarang sudah bekerja sebagai manager di perusahaan pembuat software komputer, sekarang ia mengambil kelas malam di kampus." Kata Ran dengan gaya seorang pembawa acara yang sedang memperkenalkan bintang utama di sebuah pesta.
"Wah benarkah itu Natsue? Hebat dong." Kata paman Kogoro yang terpesona dan pemandangan ini membuatku jijik.
"Ahh tidak juga paman, hanya perusahaan kecil kok." Ungkap Natsue dengan malu-malu.
"Bohong ahh" kata Ran sambil menepuk lembut punggung Natsue. "Itu anak perusahan Rilemaster kan? Itu perusahaan yang sangat besar tahu, jangan merendahkan diri dong."
"RailMaster? Hebat sekali kau Toyama. Aku bangga pada calon menantuku ini." Kata Paman Kogoro bangga.
MENANTU? Teriakku dalam hati. Apakah benar Ran dan si brengsek itu telah pacaran? Sekarang aku merasakan seperti hatiku sedang di rajam oleh semua penduduk Tokyo.
"Me-menantu?" kataku serak karena sejak tadi siang aku tak mengeluarkan suara sedikitpun. "Kak Ran dan kak Toyama telah pa-pacaran?"
"I-iya…" ungkap Ran dengan wajah semerah tomat. "Aku belum bilang padamu ya Conan-kun? Dia menembakku dengan sangat konyol." Ran terkikik dan aku merasa bahwa jiwaku kini sedang di jatuhkan dari jurang tertinggi.
"Ba-bagaimana dengan ka-kak Shi-shinichi?" ucapku masih terbata-bata
"Shinichi? Masa bodoh dengan si bodoh maniak misteri itu. Kami tidak pacaran, hanya berteman. Ia tak pernah menyatakan cintanya padaku, dan Toyama-san datang menggantikan dia yang telah dimakan kasus itu." Kata-katanya riang dan bersemangat, tapi ada sesuatu yang aneh di dalam nadanya, seperti rindu, sepi, kosong, tapi aku tak menyadarinya karena aku dibakar oleh api kecemburuan.
Selama beberapa waktu mereka bertiga berbicara mengenai pekerajaan si Natsue itu. Ran membanggakannya-Natsue mengelak-Paman Kogoro bangga seperti itulah siklusnya terus menerus. Dan aku… hanya sibuk memainkan nasi kariku.
"Oh iya paman, aku telah berjanji kepada Ran saat di Mall tadi bahwa aku akan memnita izin padamu." Kata Natsue yang membuatku mengalihkan pandanganku dari nasi kari ke wajah busuknya itu.
"Apa?"
"Kemarin aku mendapat gaji pertamaku dan ingin mentraktir Ran makan malam di Restoran dela'Flour di Tokyo. Kata Ran aku harus minta izin dulu sama paman."
APA? MAKAN MALAM. Si Brengsek ini… asdfghjkl!
"Bodoh! Tentu saja boleh. Memangnya jam berapa?" kata paman Kogoro masih tersenyum dan aku ingin menendangnya saat itu juga.
"Jam 8 paman."
"Baiklah aku titipkan anakku ya."
"Aku ikut, aku ikut! Aku mau makan masakan perancis! Aku ikut!" ucapku dengan nada kekanak-kanakanku yang biasa, tapi yang sekarang lebih terdengar menjijikan.
DUAGH
Aku merasakan rasa sakit di kepalaku saat itu juga karena Paman Kogoro menjitak kepalaku.
"Tidak boleh! Kau harus belajar untuk ujianmu, mengerti!" ucap paman Kogoro.
"Tapi…"
"Benar kata ayah Conan-kun, nanti akan ku bungkuskan untukmu oke, kau harus belajar supaya tidak di kalahkan Ai lagi." Kata Ran lembut.
Huh! Memangnya aku tak tahu! Kau tak ingin di ganggukan dengan pacar barumu itu kan! Teriakku dalam hati.
"Aku jemput kau besok jam setengah delapan ya, jangan lupa dandan. Dan selamat malam Ran, paman, dan kau juga Conan-kun." Kata Toyama sambil mengacak rambutku.
"Hati-hati ya." Kata Ran di depan pintu kantor detektif dan mengecup pipi Natsue.
Saat itu aku merasakan untuk yang keseratus kalinya hari ini, bahwa hatiku hancur lagi. Tapi, aku harus melakukan sesuatu!


BERSAMBUNGGGGGGGGG

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "Fanfic: Cemburu Chap 1"