Sekolah Dambaanku

Kalau berbicara mengenai sekolah dambaan pasti setiap pelajar mempunyai dambaan masing-masing, entah itu pembagian kelas, fasilitas, pelajaran, ataupun guru.
Menurut saya aspek paling penting sekolah dambaan saya adalah Guru, karena sebagus apapun sekolah beserta fasilitasnya jika guru tidak kompeten dan tidak bisa berinteraksi dengan siswa pastilah sekolah tersebut akan menjadi momok dan membosankan untuk siswa karena rata-rata siswa tak akan mau belajar jika tak ada guru.
Semua guru pastinya mempunyai cara mengajar yang berbeda-beda, ada yang lebih suka menyuruh siswanya mencari atau mempelajari sendiri suatu pelajaran dengan sang guru hanya mengajari intinya saja, ada guru yang lebih suka memberi tugas, ada guru yang lebih suka menyuruh murid presentasi, dan ada juga yang hanya berceramah full jam pelajaran. Sekolah dambaan menurut saya sendiri adalah ketika guru-guru dapat menjelaskan materi pelajaran dengan singkat-padat-jelas, dapat berinteraksi yang baik dengan murid dan pastinya tidak memberikan tugas yang terlalu banyak dan bertele-tele kepada muridnya.

Di dalam sistem kurikulum Indonesia saat ini terlalu banyak materi yang harus murid pelajari dan tagihan nilai yang terlalu banyak dalam satu semester yang tidak hanya membuat murid kewalahan, namun guru pun juga. Karena banyaknya tagihan yang harus diisi membuat 'NILAI' lebih berharga dibandingkan 'ILMU' yang harus didapatkan murid sekolah saat ini. Guru lebih banyak memberikan tugas dan ulangan untuk mendapatkan nilai tersebut. Bahkan 9 dari 10 teman saya menjawab 'sekolah itu untuk nyari nilai' ketika saya bertanya apa fungsi sekolah menurut mereka. Lihat kan? Bahkan saya sendiri mengakui hal tersebut. 
Dan menurut saya guru-guru saat ini sudah banyak ketinggalan jaman, mereka lebih suka terpaut pada kata-kata di buku yang membuat murid jenuh di sekolah. Banyaknya guru yang sudah harus pensiun dan monoton tak bisa membuat murid nyaman di sekolah. Saya sangat ingin sekali mempunyai guru yang tegas, disiplin namun simpel dalam menjelaskan pelajaran karena penjelasan yang rumit dan bertele-tele akan membuat saya mengantuk dan tak ada satu katapun yang menyangkut di otak saya. Saya juga mengidamkan seorang guru yang suka mengajar sambil bermain, bukan seperi bermain pada taman kanak-kanak, namun permainan yang dapat membuka otak kanan para pelajar, seperti puzzle pelajaran ataupun tebak-tebakkan.
Selanjutnya adalah Mata Pelajaran, terlalu banyak mata pelajaran disekolah membuat murid sangat jenuh. Menurut saya kurikulum di Indonesia sangat-amat-sungguh berat dan banyak sekali. Dan saya adalah salah satu orang yang tidak suka dengan adanya pembagian IPA-IPS-BAHASA pada Sekolah Menengah Atas karena menurut saya saya adalah salah satu korban, menurut saya hal itu diskriminasi. Saya sangat ingin mata pelajaran dipilih langsung oleh para siswa agar jika siswa suka dengan mata pelajaran yang dia pilih pasti akan lebih semangat untuk pelajaran.
Contohnya, jika seorang anak menyukai pelajaran Biologi dan Geografi namun tidak suka dengan Fisika dan Sosiologi jurusan apa yang harus dipilih oleh anak tersebut? IPA atau IPS? Jika ia masuk IPA namun Fisika tidak tuntas maka akan membuat ia tidak naik kelas, dan begitu sebaliknya, jika ia masuk IPS namun Sosiologinya tidak tuntas ia juga tidak akan naik kelas. Lebih baik ia memilih pelajaran yang ia suka saja dengan hasil pengetahuan dan nilainya bagus. Hal ini membuat minat dan semangat siswa untuk belajar menjadi hilang.
Selanjutnya yaitu Ujian Kelulusan atau di Indonesia namanya UN. Saya sangat menolak dengan adanya UN karena itu menurut saya sangat tidak adil. Walaupun kurikulum untuk seluruh wilayah sama namun tidak seluruh pelajar mendapat pelajaran dan fasilitas yang sama. KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) di Jakarta dengan Papua pasti berbeda, dan kenapa mereka harus Ujian dengan cara dan soal yang sama? Inilah diskriminasi pendidikan Indonesia yang paling parah!
Saya ingin sekali UN dihapus dan diganti dengan cara ujian yanga lain. Kan tidak adil sekolah dalam 3 tahun―6 tahun untuk SD―kelulusan mereka ditentukan oleh 3-4 hari ujian, dan hanya beberapa pelajaran. Jika kelulusan hanya terpaut 3-6 pelajaran untuk apa pelajar mempelajari pelajaran lain? Untuk apa mata pelajaran yang banyak tersebut jika tidak membantu untuk kelulusan?Apakah mungkin pelajaran tersebut hanya untuk menambah nilai di raport saja? Yang seharusnya meluluskan para murid adalah sekolah karena sekolahlah yang tahu bagaimana prestasi dan sikap para siswa di sekolah.
Saya sangat ingin sistem pelajaran Indonesia untuk kedepannya lebih fleksibel dan tidak terlalu membebani siswa dengan mata pelajaran atau kurikulum yang terlalu ribet untuk para siswa dan pastinya UN dihapuskan. Biarlah para siswa memilih sendiri pelajaran yang diinginkannya agar mereka lebih semangat untuk belajar, jangan paksakan mereka harus belajar pelajaran yang mereka tak suka dan tak mau pelajari. Semoga di masa depan impian saya ini bisa terwujud :)


Thank You :)
Indriyani, siswi SMA Negri 90 Jakarta
Ciledug, Tangerang. 14 Juni 2013, 21.30 WIB

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

1 Response to "Sekolah Dambaanku "

  1. @rifankim says:
    18 Juni 2013 pukul 22.52

    wah menarik, salam blogger. visitbacknya ya http://pengkarya.blogspot.com/2013/05/sekolah-rumah-ke-2-ku.html

Posting Komentar