Fanfic: Baju Terkutuk
A HARRY POTTER FANFICTION
“Misi kali ini sungguh membekukan…” Seorang
pemuda berambut hitam yang tampangnya sanggup mencairkan es itu berkata sambil
berjalan dan memasukan tangannya ke saku jubahnya yang berwarna gelap itu.
“Untung di rumah ada Remus yang menyiapkan makanan hangat.”
“Kau ada Remus, aku punya Lily,” gelak seorang
pria yang berambut hitam juga dan memakai kacamata bundar yang menyembunyikan
sepasang mata coklat mudanya. “Biasanya Lily selalu menyiapkan makanan yang
lezat-lezat yang dapat menghangatkan tubuh di cuaca seperti ini, dan juga ada
Harry―” senyum merekah lebar di wajah pria berkacamata itu mengingat bocah
kecilnya yang hiperaktif itu.
“Yayaya… Harry dan Lily… kau tak
pernah berhenti membicarakan mereka, Prongs.” sungut Sirius
“Bilang saja kau iri Padfoot,” jawab
pria yang dipanggil Prongs tersebut dengan gelak tawa. “Kau taka kan sanggup
tidak membicarakan mereka jika kau berada di posisiku saat ini, Pad. Aku sudah
tak sabar sampai di rumah….”
“Kenapa harus iri? Aku punya Remus!”
jawab pemuda yang tadi dipanggil Padfoot tersebut tak mau kalah dan
mengerucutkan bibirnya layaknya seorang anak kecil yang menantang temannya
bermain.
Sambil berjalan dengan memasukkan tangannya
di saku jubah kerjanya tersebut James berkata, “Terserah kau! Aku pulang dulu
ya, rindu dengan keluarga. Misi menangkap penjahat gila ditengah suhu seperti
ini benar-benar gila”
“Pantatkupun mati beku,”
“Kau bisa menyimpannya untuk musim
panas depan, Pad…”
“Yah kau benar. Aku titip salam untuk
Lily dan tentunya si kecil―rindu sekali aku padanya.”
“Oke. Mainlah ke rumah.”
Dengan tersenyum karena akhirnya bisa
beristirahat di rumah ditemani oleh istri dan anaknya tercinta James segera
ber-Apparate kerumahya tanpa tahu bencana ‘terkutuk’ akan mendatanginya.
Baju Terkutuk by © Infaramona
Harry Potter by © Joanne Kathleen
Rowling
James Potter/Lily Potter
Rated: K+
Warning: Typos, gaje, ga jelas,
humor maksa, dll
#
“Aku pulang…” James membuka pintu rumahnya dan
seketika itu juga bingung karena Lily tak datang untuk menghampirinya.
James menaikkan alisnya karena
suasana sepi seperti ini sangat jarang terjadi di rumahnya. Biasanya rumahnya
sangat ramai apalagi dengan adanya Harry kecilnya sekarang, minimal jika Harry
sedang tidur Lily akan menyambutnya dengan senyum hangat biasanya dan akan
mengucapkan ‘Selamat Datang’ atau yang sejenis dengan itulah. Tapi suasana di
rumahnya saat ini benar-benar aneh…
“Lils… Harry…”
Bingung dan sedikit perasaan cemas
menyelubungi James. Menyiapkan tongkat
dan memasang kuda-kuda duelnya, James menapaki rumahnya dengan langkah yang
pelan. Ia benar-benar cemas sekarang.
James masih siap dengan tongkatnya,
namun tiba-tiba terdengar suara seperti
langkah kaki cepat menuju ke arahnya.
“DAAAADAAAAAAA” teriakan kecil yang keras dan sedikit cempreng
terdengar oleh James. Ia membalikan
tubuhnya dan langsung kaget seketika karena mendapati anak semata wayangnya
yang berwajah mirip sekali dengan James namun memiliki mata hijau zamrud
seindah mata Lily tiba-tiba memeluk kakinya dari belakang seolah ia sedang
bersembunyi dari terkaman binatang buas.
“Hai Harry…” masih bingung James
berkata sambil membalikan tubuhnya dan langsung menggendong Harry tapi dengan
kuda-kuda seorang Auror yang masih melekat di tubuhnya. “Kau kenapa sayang?”
Bocah berumur dua tahun tersebut tak
menjawab dan malah memeluk James dengan lebih erat saat ini.
James bingung seketika melihat
tingkah Harry yang menurutnya sangat aneh sekarang ini, biasanya dia jarang
sekali mau digendong James dan lebih suka dengan Remus.
Satu hal lagi yang membuat James
bertanya-tanya yaitu kenapa di cuaca
yang dingin seperti ini anak semata wayangnya tersebut hanya menggunakan celana
dalam dan sudah berlari-lari seperti ini. Memang sih rumahnya telah dipasangi
mantra penghangat, tapi tidak biasanya―bukan, malah tidak pernah Harry
bertingkah seperti ini.
“Kenapa kau tak pakai baju
sweetheart?”
Hanya gelengan kepala yang dia dapat
dari anak tunggalnya tersebut.
“Oh James, untung kau tangkap dia…”
tiba-tiba Lily datang dan langsung mengambil Harry dari pelukan James dan
seketika itu juga Harry meraung-raung tidak karuan.
Untuk yang kesekian kalinya hari ini James
yang bingung melihat kejadian aneh ini hanya bisa mengangkat alisnya
“Ada apa sih?” James benar-benar
penasaran saat ini.
Harry masih meraung-raung dan meronta
agar bisa lepas dari gendongan Lily, “DADAAAA…”
“Kenapa dia Lils? Kenapa dia tak
pakai baju? Bagaimana kalau dia masuk angin, hah? Ujar James sedikit agak marah.
“Jangan marah dulu, Harry tidak mau
pakai baju,” akhirnya Lily membuka suaranya. James memperhatikan keadaan
istrinya dan kembali mengerinyit melihat penampilan Lily yang sangat berantakan
dan terdapat banyak bulir-bulir keringat di tubuhnya.
“Hah?” entah yang sudah keberapa kali
sejak ia pulang ia dibuat bingung oleh kelakuan keluarga kecilnya ini.
Harry masih meraung-raung dengan
berteriak ‘Dada’ yang artinya dia inigin James yang menggendongnya. James
segera merebut Harry dari gendongan Lily dan rengekan Harry segera terhenti.
“Kenapa dia tak mau pakai baju,
Lils?” tanya James lagi, dan kemudian seringai merekah di wajahnya. “Dan kenapa
kau berantakan seperti ini? Apa yang Harry lakukan terhadapmu?”
“Jangan tertawa!” ujar Lily sambil
memukul James dengan kain yang tadi bertengger di bahunya―yang sepertinya baju
Harry― dan mengerucutkan bibirnya yang menurut James membuat Lily semakin
seksi.
“Aku tidak tertawa!” bantah James. “Dan…
kau sangat seksi dengan bibir seprti itu Lils.”
Lily kembali memukul James yang
sangat ‘Out of Topic’ dan membuat James kembali mengaduh.
“Harry tak mau pakai baju ini,
padahal ini baru kubeli kemarin bersama Mary…” Lily berkata sambil menyosorkan
baju yang tadi dipakainya untuk menggeplak James dan terlihatlah sebuah baju
setelan bergambar banyak purtri-putri cantik berwarna pink dengan hiasan banyak
warna polkadot yang sangat… err… cewe
sekali…
Tawa James meledak saat itu juga dan
membuat Harry yang berada di gendongannya dan Lily memandang James kebingungan.
“Kenapa kau tertawa?” tanya Lily
bingung.
“ Kau mau memakaikan baju itu kepada
Harry?” James berkata di sela tawanya.
Lily mengangguk.
“Pantas saja Harry tak mau memaikanya
Lils…”
Lily masih bingung dan berkata
“Kenapa memangnya dengan baju itu?”
“Baju itu untuk perempuan Lils! Anak
kita laki-laki”
Twitch. Urat kemarahan telah tergambar
di jidat Lily denagan tulisan ‘Tentu saja aku tahu anak kita laki-laki, idiot!’
tetapi James masih tertawa dan belum
menyadarinya. Apakah James mengira Lily sangat bodoh sehingga ia tak tahu anak
yang dilahirkannya dua tahun lalu itu laki-laki? Lily sangat kesal. Hati-hati
James.
“Jadi maksudmu aku tak tahu anak kita
laki-laki kalau begitu? Hah?” Lily benar-benar tersinggung saat ini.
“Bukan begitu Llis…” jawab James
masih setengah tertawa. “Maksudku, tak mungkin Harry mau memakai baju dengan
gambar yang sangat err… perempuan seperti ini”
“Tapi ini sangat lucu dan manis! Mary
juga bilang seperti itu!” ujar Lily tak terima.
“Anak Mary perempuan Lily! Tentu saja
di berpendapat seperti itu,” balas James tak mau kalah.
“Kau tak mengerti tentang hal-hal
yang manis James!”
“Tentu saja aku mengerti! Kau adalah
salah satunya yang manis.”
Lily terdiam beberapa saat, wajahnya
agak memerah saat ini. Lily segera menggelengkan kepalanya agar darah yang
tiba-tiba naik ke mukanya tadi segera turun. Bukan saatnya bergombal ria saat
ini. James menyeringai melihatnya. Dan Harry malah tambah bingung melihat kedua
orangtuanya tersebut.
“Yasudah. Kau saja yang memakaikan
Harry baju, “ kata Lily dongkol dan
menyerahkan baju tadi ke James. “Harus dengan baju itu! Aku tak mau tahu, yang
penting Harry harus pakai baju itu. Jika tidak, kau tak akan dapat makan malam
dan tidur di sofa malam ini!”
Dengan kata-kata ancaman klise mantra
para ibu-ibu tersebut Lily segera melongos pergi dari hadapan James.
James terpaku dan masih bingung
dengan kata-kata Lily tadi, otak dan fisik yang lelah dan perut yang lapar
karena seharian ini ia mengejar para pelaku kejahatan membuat James telmi
sekarang.
“Hah…” untuk yang keskian kalinya
hari ini james dibuat bingung oleh keluarga kecilnya ini.
#
“Ayolah Harry, Dada sangat cape
sekali ini…” James berkata sambil tersengal-sengal dan berlari mengejar ‘setan
kecilnya’ yang mempunyai stamina monster dengan memegang erat baju ‘kutukan’
tersebut.
Harry hanya tertawa-tawa kecil dan
masih berlari mengitari rumah seakan mengejek ayahnya itu. Entah bagaimana
pewaris tunggal kelauga Potter tersebut bisa mempunyai stamina yang tidak
habis-habisnya tersebut.
Sudah setengah jam lebih James yang
sangat kelaparan dan lelah mengejar-ngejar Harry untuk memakaikan baju kepada
putra semata wayangnya tersebut. Sang istri malah dengan santainya membaca
sebuah buku sambil menyesap kopi di ruang tamu seakan menganggap Harry dan
James yang berlari mengitarinya tersebut tak pernah ada.
“Selamat malam, The Potters!” tiba-tiba
terdengar suara dari perapian floo rumah keluarga kecil tersebut dan nampaklah
seorang pemuda tampan dengan rambutnya yang gelap menjuntai kematanya.
“Padpooootttttt….” Terdengar kembali
teriakan Harry dan sang bocah kecil itu menubrukkan tubuhnya di kaki laki-laki
tersebut.
“Halo Harry…” sambil mengacak-ngacak
rambut bocah kecil yang sudah berantakan itu Sirius mengangkat tubuh mungil
Harry dan menggendongnya. “Apa kabar Harry?”
Harry hanya tersenyum sambil
memamerkan gigi putihnya yang belum tumbuh semua.
“Kau ok?” tanya Sirius dan harry
mengangguk sambil nyengir.
“Hah, untunglah kau tangkap dia,
Padfoot…” kata James masih dengan tersengal-sengal dari belakang Sirius dan
berusaha mengambil Harry dari gendongan Sirius namun Harry malah merengek dan
semakin menenggelamkan dirinya dipelukan Sirius.
Sirius―yang sama dengan ekspresi
James tadi― sangat bingung dengan kelakuan Harry saat ini.
“Ada apa ini, kenapa kau masih
memakai baju Auror-mu dan terlihat sangat berantakan, Prongs? Dan kenapa Harry
tak pakai baju? Nanti dia bisa masuk angin di cuaca seperti ini?” tanya Sirius
yang sama dengan pertanyaan James kepada Lily tadi.
“Dia tak mau pakai baju.” jawab James
pelan.
“Memangnya kenapa?”
James menunjukkan kepada Sirius baju
yang menurut Lily sangat ‘lucu dan manis’ dan seketika itu juga tawa meledak dari mulut Sirius.
“Tentu saja dia tak mau pakai itu,
itu sangat menjijikan.” ucap Sirius frontal dengan disertai anggukan James
serta Harry bersamaan dan membuat Lily
yang sedang membaca malah menutup bukunya dan menghampiri Sirius.
Sirius segera memasang muka horror
ketika meliahat Lily menghampirinya dengan wajah seram dan kedutan di wajahnya.
“Hai Lils…” ucap Sirius takut
setengah mati melihat tampang seram dari sang juara dalam angkatannya tersebut.
“Kau juga harus berusaha menyuruh Harry
memakai baju itu, kalau tidak kau tak akan dapat makan malam…”
“Ta-tapi…”
“Aku tahu tujuanmu kesini, kau ingin
makan malam kan disini karena Remus tak memasak, kan?”
Sirius hanya dapat mengangguk dan
tanpa banyak komentar ia segera melaksanakan tugas ‘kutukannya’ tersebut dan
berduet dengan James.
#
Entah sudah berapa waktu berlalu tapi
Harry masih mempunyai stamina untuk berusah mengelak dari kejaran dua pria
dewasa bodoh kelaparan yang mengejarnya sejak tadi.
“Sudahlah, aku sangat sangat lapar…”
keluh Sirius dan segera mengeluarkan tongkatnya dengan niat memantrai Harry
agar mau memakai ‘baju terkutuk’ itu.
“Jangan Padfoot…” gumam James dan
segera mengambil tongkat sihir tersebut dari tangan Sirius. “Lily bisa membunuhmu
jika kau menggunakan sihir kepada Harry. Itu peraturan sakral!”
“Dan sejak kapan kau mau mematuhi
peraturan, Prongs?” ucap Sirius tak percaya.
“Sejak tahu bahwa jika Lily marah ia
bisa lebih berbahya dari Nundu* yang sedang mengamuk.”
Sirius hanya mengagguk mengerti dan
kembali melakasanakan pekerjaaan atau tugas ‘terkutuk’nya tersebut.
#
“Selamat malam semua….” kembali
terdengar suara yang berasal dari cerobong floo dan munculah seorang pria manis
berambut coklat.
Dan kemudian adegan tadi terjadi
lagi, Harry berlari kearah Remus dengan berteriak ‘Remmmyyyy’ dan memeluk kaki
Remus dan seketika itu juga Remus mengangkat Harry ke dalam gendongannya.
Saat itu juga datanglah kembali dua
dewasa bodoh yang sejak tadi mengejar Harry dan tanpa perlu Remus bertanya, dua
dewasa bodoh tersebut-pun menjelasakan apa yang terjadi saat itu juga berharap
Remus mau membantu mereka karena Harry mungkin lebih menyayangi Remus daripada
ayahnya sendiri.
“Ohhh” hanya ‘oh’ ria yang keluar
dari mulut sang manusia serigala manis tersebut.
Remus meminta baju ‘terkutuk’
tersebut dari James dan malah menatap Harry dengan pandangan lembut.
“Kenapa Harry gak mau pakai baju
ini?” tanya Remus lembut kepada Harry.
“’Arry gak cuka…”
“Tapi walaupun Harry gak suka tapi
Harry harus pakai loh, nanti kalau Harry sakit gimana? Harry mau minum obat
pahit lagi?” ucap Remus pengertian yang membuat batin James berteriak ‘Siapa
ayah Harry disini?’
Hanya gelengan pelan dari Harry
jawabannya. Tak ada lagi kekeh ceria dari bocah bermata zamrud tersebut.
“Jadi Harry pakai baju ini ya…”
Harry mengagguk pelan dan Remus saat
itu juga langsung memasangkan setelah baju ‘imut’ tersebut ke tubuh Harry.
Akhirnya misi terkutuk yang menurut
Sirius dan James lebih sulit dari menangkap penjahat sekaliber Grindelwald pun
akhirnya usai dan akhirnya James dan Sirius bisa segera memberi makan
cacing-cacing di perut mereka tersebut.
Sirius dan James berteriak dengan
suka cita. Sirius karena ia bisa segera makan dan James karena dia juga bisa
makan dan tidak tidur diluar malam ini.
Lily yang melihat kejadian aneh
tersebut malah cuek dan menenggelamkan dirinya untuk membaca kembali buku
dipangkuannya tanpa memperdulikan bahwa ia belum memasak makan malam dan tak
ada makanan di dapurnya saat ini karena ini akhir bulan.
FIN
*Nundu adalah hewan sihir dari Afrika Timur
yang dianggap sebagai hewan paling berbahaya di dunia. Berwujud macan tutul
yang mampu bergerak tanpa suara, meski ukuran tubuhnya raksasa dan napasnya
dapat menimbulan penyakit dan kekuatannya dapat menghancurkan seluruh desa.
(Diambil dari buku Fantastic Beast & Where to Find Them oleh Newt
Scamander)
0 Response to "Fanfic: Baju Terkutuk"
Posting Komentar